Langsung ke konten utama

KONSTIPASI

Konstipasi atau sering disebut sembelit adalah gangguan pada sistem pencernaan di mana seorang manusia (atau mungkin juga pada hewan) mengalami pengerasan tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Dan obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi penderitanya.

Pencegahan[sunting | sunting sumber]

  • Jangan jajan di sembarang tempat.
  • Hindari makanan yang kandungan lemak dan gulanya tinggi.
  • Minum air putih minimal 1,5 sampai 2 liter air (kira-kira 8 gelas) sehari dan cairan lainnya setiap hari.[1]
  • Olahraga, seperti jalan kaki (jogging) bisa dilakukan. Minimal 10-15 menit untuk olahraga ringan, dan minimal 2 jam untuk olahraga yang lebih berat.
  • Biasakan buang air besar secara teratur dan jangan suka menahan buang air besar. Tidak perlu memaksa untuk buang air besar setiap hari bila tidak ada rangsangan karena siklus pencernaan tiap orang berbeda-beda.
  • Konsumsi makanan yang mengandung serat secukupnya, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
  • Tidur minimal 4 jam sehari.
  • Menambah bumbu herbal dalam makanan, kecuali cabe.
  • Diet secara tidak berlebihan.
  • Mengonsumsi makanan anti inflamasi, seperti avokadapel, dan kelapa.
  • Push up

Pengobatan[sunting | sunting sumber]

Jogging merupakan salah satu olahraga yang dapat meredakan dan mencegah sembelit.
Pengobatan dan peredaan konstipasi secara alami dapat dilakukan dengan pengubahan pola makan menjadi lebih sehat, rajin berolahraga, memijat perut dan punggung,[2] minum air putih sebanyaknya, meminum minuman prebiotik dan probiotik, atau membiasakan diri untuk buang air besar setiap hari dengan membuat jadwal buang air besar yang disebut bowel training. Terapi tertawa juga dapat dilakukan, karena dengan tertawa otot perut secara refleks bergerak sehingga perut terpijat sehingga merangsang gerakan peristaltik usus dan melancarkan buang air besar.
Konstipasi dapat juga diredakan atau diatasi dengan merendam kaki ke dalam air dingin. Kaki direndam sampai terasa cukup dingin. Terapi ini juga dapat mengatasi kaki pegal, pendarahan hidung, dan insomnia.
Sedangkan dengan cara sedikit dipaksa yang biasanya untuk penderita obstipasi, yaitu dengan mengonsumsi obat pencahar disebut laksatif (yang kadang-kadang menyebabkan perut terasa melilit berlebihan, tinja berbentuk cair, atau bahkan ketergantungan obat pencahar), penghisapan tinja atau feses dengan alat khusus, terapi serat, dan pembedahan (walaupun pilihan ini cukup jarang dilakukan).
Tekanan di dalam saluran pencernaan penderita kosntipasi terlalu rendah untuk mendorong keluar tinja dari dalam usus. Agar tekanannya menjadi tinggi, bagian atas usus perlu dibuat agar bertekanan lebih tinggi daripada bagian bawahnya, yakni dengan menempelkan air es di perut dan air hangat di pantat. Hal ini biasanya diterapkan untuk konstipasi yang datang secara tiba-tiba.[3]
Agar penderita konstipasi dapat cepat sembuh, maka penderita dilarang:
  • Menahan buang air besar.
  • Mengkonsumsi makanan siap saji dan bersifat panas.
  • Makan dalam porsi yang banyak.
  • Meminum minuman yang berkafein dan minuman ringan.
  • Mengkonsumsi makanan atau minuman dingin.

Penyebab[sunting | sunting sumber]

Konstipasi atau sembelit adalah keluhan pada sistem pencernaan yang paling umum dan banyak ditemui di masyarakat luas termasuk di sekitar kita. Bahkan diperkirakan sekitar 80% manusia pernah mengalami konstipasi atau sembelit. Penyebab umum konstipasi atau sembelit yang berada disekitar kita antara lain:[butuh rujukan]
  • Kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi.[4]
  • Menderita panas dalam.
  • Stres atau depresi dan aktivitas yang cukup padat.[5]
  • Pengaruh hormon dalam tubuh (misalnya dalam masa menstruasi atau kehamilan).
  • Usus kurang elastis (biasanya karena sedang dalam masa kehamilan atau usia lanjut).
  • Kelainan anatomis pada sistem pencernaan.
  • Gaya hidup dan pola makan yang kurang teratur (seperti diet yang buruk).
  • Efek samping akibat meminum obat yang mengandung banyak kalsium atau alumunium (misalnya obat antidiareanalgesik, dan antasida).[6]
  • Kekurangan asupan vitamin C dan kekurangan makanan berserat.
  • Merupakan gejala penyakit (misalnya tifus dan hernia).
  • Sering menahan rangsangan untuk buang air besar dalam jangka waktu yang lama.
  • Emosi, karena orang yang emosi atau cemas ususnya kejang, sehigga pertaltik usus terhenti dan usus besar menyerap kembali cairan feses. Akibatnya feses menjadi semakin keras.
  • Jarang atau kurang berolahraga.[6]
  • Kelebihan konsumsi serat.[7]
  • Kelebihan memakan daging. Terutama daging merah karena sulit dicerna dan memiliki banyak zat besi. Besi adalah zat yang membuat pengerasan tinja, membuatnya berwarna gelap dan hitam.[6]
  • Dari penyalahgunaan obat, seperti obat laksatif. Sebagai contoh, pemakaian pencahar berguna untuk melancarkan gerakan peristaltik. Lama-kelamaan usus menjadi terbiasa dan bergantung pada obat tersebut, mengakibatkan reaksi usus menjadi lamban, dan menghambat gerak peristaltik mandiri usus.
  • Makanan beku menghemat waktu dan energi tetapi menyebabkan banyak masalah kesehatan. Makanan beku memiliki serat yang sangat rendah dan banyak pengawet yang dapat mengganggu gerakan usus. Seperti es krim yang hampir tak mengandung serat sehingga tidak dapat membantu mengatur pergerakan usus ditambah lagi dengan kandungan gula dan susu di dalamnya dapat mengeraskan tinja.[8]
  • Memakan buah atau sayuran tertentu yang dapat memadatkan kotoran secara alami secara berlebihan seperti pisang.[8]

Tanda dan gejala[sunting | sunting sumber]

Blonde woman sitting on toilet.jpg
Gejala dan tanda akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain, karena pola makanhormon,gaya hidup dan bentuk usus besar setiap orang berbeda-beda, tetapi biasanya gejala dan tanda yang umum ditemukan pada sebagian besar atau kadang-kadang beberapa penderitanya adalah sebagai berikut:
  • Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku karena tumpukan tinja (jika tinja sudah tertumpuk sekitar 1 minggu atau lebih, perut penderita dapat terlihat seperti sedang hamil).
  • Tinja menjadi lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, jumlahnya lebih sedikit daripada biasanya (kurang dari 30 gram), dan bahkan dapat berbentuk bulat-bulat kecil bila sudah parah.
  • Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, kadang-kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan tinja (bahkan sampai mengalami ambeien dan berkeringat dingin).
  • Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
  • Bagian anus terasa penuh, dan seperti terganjal sesuatu disertai sakit akibat bergesekan dengan tinja yang panas dan keras.
  • Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk daripada biasanya (bahkan terkadang penderita akan kesulitan atau sama sekali tidak bisa buang angin).
  • Menurunnya frekuensi buang air besar, dan meningkatnya waktu transit buang air besar (biasanya buang air besar menjadi 3 hari sekali atau lebih).
  • Terkadang mengalami mual bahkan muntah jika sudah parah.
  • Sakit punggung bila tinja yang tertumpuk cukup banyak.
  • Bau mulut.
Sedangkan untuk gejala psikologis yang dapat terjadi pada para penderita konstipasi antara lain:
  • Kurang percaya diri
  • Lebih suka menyendiri atau menjauhkan diri dari orang sekitar.
  • Tetap merasa lapar tetapi ketika makan akan lebih cepat kenyang (apalagi ketika hamil perut akan terasa mulas) karena ruang dalam perut berkurang.
  • Emosi meningkat dengan cepat.
  • Sering berdebar-debar sehingga cepat emosi yang mengakibatkan stres sehingga rentan sakit kepala atau bahkan demam.
  • Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehingga malas mengerjakan sesuatu bahkan kadang-kadang sering mengantuk.
  • Kurang bersemangat dalam menjalani aktivitas.
  • Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi tubuh terasa terbebani yang mengakibatkan kualitas dan produktivitas kerja menurun.
  • Nafsu makan dapat menurun.

Konstipasi dan wanita[sunting | sunting sumber]

Wanita yang merasa perutnya terasa tidak nyaman karena mengalami sembelit.
Sembelit adalah derita tersendiri buat kaum wanita. Berhari-hari tidak buang air besar tentu saja membuat perut jadi begah. Tak hanya itu saja, perut pun terasa membuncit karena proses pembuangan menjadi tidak lancar selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. Perbandingannya empat wanita banding satu pria. Wanita pekerja yang berusia 18-55 tahun lebih cenderung mengalami gangguan pencernaan terutama sembelit.[9]
Penyebab wanita sering mengalami konstipasi antara lain:
  • Kekuatan sfingter dan otot perut wanita yang lebih lemah dari pria mempersulit wanita untuk buang air besar bila dibandingkan dengan pria.
  • Ketika ada keinginan untuk buang air besar di tempat umum atau di luar rumah, wanita cenderung merasa risih untuk buang air besar dengan alasan seperti rasa malu atau jijik pada toilet umum.[10]
  • Banyak wanita melakukan diet secara berlebihan. Gerakan peristaltik dari usus seakan terabaikan dengan pola diet yang tidak benar. Penyebab utamanya adalah karena kurangnya asupan serat.
  • Korpus luteum yang menghasilkan hormon progesteron dapat mengumpulkan kelembaban air di dalam tubuh. Akibatnya, cairan untuk melunakan tinja menjadi berkurang, sehingga tinja menjadi keras dan sulit untuk dikeluarkan (ini merupakan hormon fisiologi dari menstruasi dan kehamilan).
  • Pada awal kehamilan, ada rasa takut pada wanita apabila melakukan buang air besar nantinya akan menyebabkan janin ikut keluar hingga terjadi keguguran. Itu karena terdapat anggapan mengejan saat buang air besar sama dengan mengejan saat persalinan. Kebanyakan wanita hamil mengalami konstipasi pada saat hamil. Terutama saat kehamilan mencapai trimester tiga atau sekitar 7 bulan.
  • Bentuk panggul wanita yang lebar untuk mengeluarkan janin membuat usus dapat menjadi tidak stabil. Selain itu, untuk akumulasi lemak tubuh dan darah cenderung terkumpul di panggul juga.
  • Bentuk usus wanita memungkinkan akan terjadinya distorsi karena panggul wanita yang lebar, jadi kotoran keras mudah untuk terjebak di sana (contohnya bulb rektum).
  • Daerah abdomen wanita lebih padat karena ada rahim dan indung telur.[1]
  • Stres akibat sindrom iritasi usus (IBS) karena usus menjadi terdistorsi, kemudian menyebabkan obstruksi, sehingga tinja terjebak di sana.

Gangguan kulit[sunting | sunting sumber]

Konstipasi dapat menyebabkan wajah berjerawat.
Gangguan kulit biasanya jarang ditemukan pada penderita konstipasi biasa dan lebih rentan menyerang penderita obstipasi. Apabila si penderita memilliki daya tahan tubuh yang lemah maka gangguan tersebut akan semakin tampak. Penyebabnya karena racun atau toksin yang berasal dari tinja, termasuk juga karbon dioksida dan asam laktat hasil pencernaan makanan yang menumpuk di usus besar dan membebani kinerja hati. Karena kinerja hati terbebani, maka tubuh tidak mampu menghasilkan darah bersih dan metabolisme pun terganggu. Akibatnya, kekebalan tubuh berkurang, menyebabkan gejala akibat penyebaran toksin inilah yang dapat langsung terlihat pada kulit penderita.[11] Toksin-toksin yang terserap di usus besar juga bisa menghambat proses penyerapan nutrisi, menimbulkan reaksi alergi, bahkan menyebabkan penyakit jika sistem imun tubuh sedang lemah.[1]
Gangguan yang dapat terjadi misalnya kulit terlihat kusam, kulit terasa kasar, flek hitam, jerawat, eksem, dan sebagainya. Biasanya gangguan-gangguan ini hanya dapat hilang bila si penderita sudah sembuh dari konstipasi atau obstipasi.

Epidemiologi[sunting | sunting sumber]

  • Setiap tahunnya di Amerika,kira-kira lebih dari 2,5 juta orang pergi ke dokter dan menghabiskan 725 juta dollar karena masalah konstipasi.
  • Kontipasi biasanya terjadi pada wanita (karena faktor fisik dan psikologis), orang berusia lanjut (karena kinerja sistem pencernaan pada orang tua mulai menurun), dan anak-anak (karena sistem pencernaan pada anak-anak belum terlalu sempurna).[12]
  • Sekitar 12% dari populasi penduduk di seluruh dunia mengalami konstipasi.[13]
  • Pendapatan dari pasien obstipasi menyumbang sekitar 3% dari total seluruh pendapatan rawat jalan.[14]
  • Kemungkinan seseorang terkena konstipasi dalam suatu masyarakat adalah sebesar 2 sampai 30%.[15]
  • Sekitar 50% penderita konstipasi yang berobat ke rumah sakit mengeluhkan bahwa buang air besar mereka seperti terhambat.[15]
  • Jumlah penderita konstipasi di Amerika dan Asia-Pasifik sekitar 17,3%, dua kali lebih banyak dibandingkan dengan Eropa yakni 8,75%.[16]
  • Sekitar 25% penderita konstipasi cenderung tidak melakukan apapun untuk menyembuhkan konstipasi yang diderita, dan mereka lebih memilih untuk membiarkannya sembuh dengan sendirinya.[16] Sekitar 20% penderita sembelit menyepelekan gejalanya walaupun mereka sudah mengalaminya dalam waktu berbulan-bulan dan menganggap hal tersebut sudah biasa.[17]
  • Kurang lebih sepertiga penderita konstipasi menggunakan pencahar, meskipun baru-baru ini ada tinjauan yang menunjukkan
bahwa obat pencahar adalah pengobatan yang aman dan efektif.[16]
  • Sekitar 18% penderita konstipasi tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya dan akibatnya sekitar 12% dari mereka juga tidak dapat menyelesaikan tugas dengan baik.[18]

Obstruksi semu[sunting | sunting sumber]

Terkadang, orang-orang khawatir akan menderita sembelit, tetapi sebenarnya mereka tidak mengalami sembelit sama sekali. Merupakan persepsi yang salah jika seseorang tidak buang air besar setiap hari maka dikatakan ia mengalami sembelit. Itu hanya salah satu dari irama alami tubuh. Irama alami tubuh mengatur segalanya, termasuk "jadwal alami" untuk buang air besar. Beberapa orang sehat bahkan hanya buang air besar tiga kali seminggu.[19]
Setelah minum pencahar, pemakai akan terkadang mengalami waktu dimana ia tidak buang air besar. Hal ini karena usus besar sepenuhnya kosong (hampir tidak terdapat tinja), setelah pencahar menunjukkan efek. Biasanya akan memerlukan satu sampai dua hari sebelum usus besar terisi dan melakukan kontraksi untuk buang air besar.[19]

Yang lainnya[sunting | sunting sumber]

Munculnya rasa mulas dan nyeri pada perut bukan selalu merupakan suatu tanda dan gejala, begitupula mulas dan nyeri yang tak tentu juga tidak menuju ke suatu gejala penyakit. Pada anak-anak,[4] konstipasi dapat mengarah kepada soiling (enuresis dan encopresis).[20] Konstipasi memang mengganggu, tetapi konstipasi tetap dibutuhkan oleh tubuh untuk menyeimbangkan proses pencernaan dan mencegah divertikulosis.[21]

Konstipasi

31 Jan 2019
Ditinjau oleh dr. Widiastuti
Konstipasi atau sembelit adalah kondisi dimana penderitanya susah buang air besar.
Konstipasi atau sembelit adalah kondisi dimana penderitanya susah buang air besar.
Konstipasi atau sembelit adalah hal biasa yang memengaruhi orang-orang dari segala usia. Konstipasi kronis ditandai dengan kesulitan buang air besar selama beberapa minggu atau lebih. Seseorang yang mengalami konstipasi hanya dapat buang air besar tiga kali atau kurang dari itu dalam seminggu. 
Gejala konstipasi kronis, diantaranya adalah:
  • Buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu
  • Memiliki tinja yang keras dan kering
  • Mengejan untuk buang air besar
  • Merasa seolah-olah ada penyumbatan di rektum Anda yang mencegah proses buang air besar
  • Merasa feses tidak dapat dikeluarkan sepenuhnya dari dubur
  • Membutuhkan bantuan dalam proses buang air besar, seperti harus menekan perut atau menggunakan tangan untuk menghilangkan feses dari dubur.
  • Perasaan begah saat setelah buang air besar
  • Perdarahan pada dubur atau lecet karena feses yang keras.
  • Perforasi kolon, tetapi kondisi ini jarang terjadi.
  • Stres secara psikologis dan/atau obsesi dengan buang air besar.
Konstipasi dikatakan kronis apabila mengalami 2 atau lebih dari gejala diatas selama kurang lebih 3 bulan.
Konstipasi pada orang dewasa memiliki banyak penyebab. Pola makan yang buruk seringkali menyebabkan konstipasi. Serat makanan dan asupan air yang cukup diperlukan untuk menjaga feses tetap lunak.
Penyebab lain konstipasi, diantaranya adalah:
  • Tidak makan cukup serat, seperti buah, sayuran dan sereal
  • Tidak minum cukup cairan
  • Tidak berolahraga dan kurang aktif
  • Menunda atau menahan keinginan untuk buang air besar
  • Mengubah pola diet sehari-hari atau ketika bepergian.
  • Stres, kegelisahan atau depresi
  • Efek samping pengobatan tertentu seperti antasida tinggi kalsium, obat pereda nyeri, suplemen zat besi, diuretik, antikejang, antidepresan, antikolinergi, antispasmodic, calcium channel blocker, obat pereda nyeri yang mengandung narkotik.
  • Konstipasi selama kehamilan dan 6 minggu setelah melahirkan.
  • Kondisi medis tertentu, seperti:
  • Penyakit tertentu, seperti penyakit Parkinson dan diabetes
  • Gangguan pada usus besar (kolon dan rektum) diantaranya obstruksi usus, striktur (penyempitan) pada usus, irritable bowel syndrome, divertikulosis, kanker kolon, kanker rektal.
  • Penyalahgunaan laksatif atau pencahar.
  • Gangguan hormonal, termasuk didalamnya hipotiroid
  • Colonic inertia dimana otot atau syaraf pada kolon (usus besar) bergerak terlalu lambat
  • Pelvic floor dysfunction yaitu kondisi dimana terjadi gangguan pada otot–otot dasar panggul sehingga menyebabkan konstipasi.
Faktor Risiko
Mempunyai pola makan yang buruk dan tidak berolahraga merupakan faktor risiko utama untuk konstipasi. Selain itu, terdapat pula beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkenanya konstipasi, seperti:
  • Berusia lanjut, 65 tahun atau lebih, disebabkan karena orang berusia lanjut cenderung kurang aktif, mempunyai kondisi medis tertentu dan mempunyai diet yang lebih buruk
  • Terbatas diatas tempat tidur. Orang dengan kondisi medis tertentu seperti cedera pada saraf tulang belakang seringkali tidak dapat bergerak dan hanya berada diatas tempat tidur, sehingga sulit untuk buang air besar.
  • Pada wanita atau anak–anak. Wanita lebih sering mengalami konstipasi daripada pria, dan anak–anak lebih sering dibandingkan dengan orang dewasa.
  • Hamil. Pada saat kehamilan, terjadi perubahan hormonal dan tekanan pada usus oleh bayi yang semakin besar didalam rahim dapat menyebabkan konstipasi.
Dokter akan meninjau riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan  jika diperlukan, seperti:
  • Tes darah diperlukan untuk mengevaluasi kondisi pasien. Tes darah yang dapat dilakukan, seperti pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar hormon tiroid dan untuk kadar kalsium dalam darah.
  • Foto Rontgen perut. Materi dalam jumlah besar didalam kolon biasanya dapat terlihat didalam foto rontgen perut. Dan semakin berat konstipasi, maka akan semakin terlihat melalui foto rontgen.
  • Barium enema adalah pemeriksaan rontgen di mana barium cair akan dimasukkan melalui anus untuk mengisi rektum dan usus besar. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi tumor dan penyempitan (striktur) pada usus.
  • Defekografi adalah modifikasi dari pemeriksaan barium enema. Prosedur ini melibatkan pasta tebal barium yang dimasukkan ke dalam rektum pasien melalui anus. Setelah itu dokter akan melakukan X ray saat pasien buang air besar barium. Defekografi menilai proses dari defekasi dan memberikan informasi tentang abnormalitas pada anatomi rektum dan otot–otot dasar panggul selama defekasi berlangsung.
  • Studi motilitas anorektal (anorectal manometry) untuk memberikan penilaian fungsi otot dan saraf dari anus dan rektum.
  • Studi mortalitas kolon (kolonoskopi) berguna dalam mendefinisikan inersia kolon.
  • Colonic transit studyPemeriksaan ini digunakan untuk menentukan waktu yang diperlukan oleh makanan untuk bergerak melalui usus.
Konstipasi harus dibedakan antara konstipasi akut dan kronis. Pengobatan juga harus dimulai sedini mungkin obat-obatan yang aman untuk tubuh. Tujuan dari pengobatan konstipasi adalah untuk melancarkan proses buang air besar. Normalnya buang air besar terjadi setiap dua atau tiga hari sekali (tanpa mengejan).
Perubahan pola makan dan gaya hidup
Perubahan pola makan dan gaya hidup akan disarankan oleh dokter untuk mengobati konstipasi, seperti:
  • Meningkatkan konsumsi serat.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Jangan menunda keinginan untuk buang air besar.
Penggunaan Laksatif (pencahar)
Terdapat beberapa jenis laksatif dengan cara kerja yang berbeda, diantaranya:
  • Suplemen serat seperti psyllium, calcium polycarbophil, serat metilselulosa.
  • Stimulant seperti bisacodyl.
  • Osmotik membantu cairan bergerak melalui kolon, seperti oral magnesium hidroksida, magnesiumsitrat, laktulosa, polietilen glikol.
  • Lubrikan (pelumas) dapat membantu feses keluar lebih mudah.
  • Pelunakan feses dengan menyerap cairan dari usus halus.
  • Enema dan suppositoria seperti sodium fosfat dapat digunakan untuk melunakkan feses dan merangsang rasa ingin buang air besar.
Obat–obatan lainnya :
Jika obat yang dijual bebas untuk konstipasi tidak membantu, maka dokter akan memberikan obat resep, terutama jika menderita irritable bowel syndrome, seperti:
  • Obat–obatan untuk menyerap cairan dari usus halus terutama untuk konstipasi kronis seperti lubiprostone dan linaclotide.
  • Obat–obatan lainnya seperti misoprostol, colchicines/probenesid dan onabotulinumtoxina.
Melatih otot–otot dasar panggul.
Terapis akan mengajarkan bagaimana cara untuk melemaskan dan mengencangkan otot–otot dasar panggul. Melemaskan otot–otot dasar panggul sewaktu defekasi (buang air besar) akan membantu mempermudah buang air besar.
Operasi
Operasi dapat menjadi pilihan jika telah mencoba pengobatan lainnya dan tidak berhasil serta konstipasi kronis disebabkan oleh sumbatan, rectocele, anal fissure dan striktur. Pada orang yang telah mencoba pengobatan lain dan gagal serta mempunyai gerakan lambat yang tidak normal dari feses melalui kolon, maka pengangkatan sebagian dari kolon mungkin diperlukan.
Beberapa hal dibawah merupakan upaya pencegahan untuk konstipasi, diantaranya adalah:
  • Mengonsumsi banyak makanan berserat tinggi, seperti kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, sereal gandum dan lain-lain.
  • Menanyakan kepada dokter apakah ada obat-obatan yang dapat menyebabkan sembelit
  • Batasi makanan yang mengandung sedikit serat, seperti makanan olahan dan produk susu dan daging
  • Minum banyak cairan
  • Berolahraga secara teratur
  • Atasi stres
  • Jangan tunda keinginan untuk buang air besar
  • Cobalah untuk membuat jadwal rutin untuk buang air besar, terutama setelah makan
  • Pastikan anak-anak makan makanan banyak serat
Temui dokter segera jika:
  • Konstipasi tidak membaik dengan pengobatan
  • Sembelit berlangsung lama
  • Kembung berlangsung lama
  • Terdapat darah dalam feses Anda
  • Penurunan berat badan secara tiba-tiba (atau jika pada anak–anak, berat badan tidak bertambah atau anak tersebut tidak bertumbuh)
  • Merasa sangat lelah sepanjang waktu
Sebelum berkonsultasi dengan dokter ada baiknya jika Anda:
  • Menanyakan apakah ada sesuatu yang perlu Anda lakukan sebelumnya, seperti membatasi diet atau makan makanan berserat tinggi untuk mempersiapkan tes diagnosa
  • Menuliskan segala gejala yang Anda alami
  • Menuliskan informasi pribadi utama, seperti stres dan perubahan kehidupan baru-baru ini
  • Membuat daftar obat–obatan, vitamin, suplemen dan herbal yang dikonsumsi termasuk dosisnya
  • Mengajak anggota keluarga atau teman Anda untuk ikut dalam konsultasi. Hal ini memudahkan Anda untuk mengingat segala informasi yang dokter berikan
  • Menuliskan pertanyaan yang ingin Anda ajukan kepada dokter

SUMBER:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGEMULSI

Emulsifier  atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan  emulsi  minyak dan air. [1]  Umumnya  emulsifier  merupakan senyawa  organik  yang memiliki dua gugus, baik yang  polar  maupun  nonpolar  sehingga kedua zat tersebut dapat bercampur. [1]  Gugus nonpolar emulsifier akan mengikat  minyak  (partikel minyak dikelilingi) sedangkan air akan terikat kuat oleh gugus polar pengemulsi tersebut. [1]  Bagian polar kemudian akan terionisasi menjadi bermuatan negatif, hal ini menyebabkan minyak juga menjadi bermuatan negatif. [1]  Partikel minyak kemudian akan tolak-menolak sehingga dua zat yang pada awalnya tidak dapat larut tersebut kemudian menjadi stabil. [1] Salah satu contoh pengemulsi yaitu  sabun  yang merupakan garam  karboksilat . [2]   Molekul  sabun tersusun atas ekor  alkil  yang non-polar (akan mengelilingi molekul minyak) dan kepala karboksilat yang bersifat polar (mengikat air dengan kuat). [1]  Pada industri makanan, telur dikenal sebagai pengemulsi (e

GERAK HEWAN DI DARAT

Hewan di darat bergerak dengan berbagai cara yaitu berjalan, berlari, melompat, dan merayap. Hewan darat memiliki otot dan tulang yang kuat. Otot dan tulang tersebut digunakan untuk mengatasi inersia ( kecerendungan tubh untuk diam ) dan menyimpan energi pegas ( elastisitas ) sehingga dapat melakukan berbagai aktivitas. Kecepatan gerak hewan di darat berbeda beda karena dipengaruhi oleh perbedaan struktur tulang dan otot yang dimiliki hewan. Misalnya kuda dan gajah mempunyai gerak yang berbeda beda karena dipengaruhi oleh perbedaan  struktur tulang dan otot yang dimiliki oleh hewan. Misalnya gajah dan kuda mempunyai gerak yang berbeda. Gajah memiliki tubuh yang besar, akibatnyauntuk bergerak gajah harus melawan inersia yang nilainya juga besar. Oleh sebab itu gajah bergerak dengan lambat. Sementara itu, kuda memiliki kaki yang ramping sehingga kuda memiliki elastisitas yang tinggi. Bentuk kaki yang ramping mengakibatkan kijang berlari lebih banyak melompat ke udara dan meluncur di uda

PEMANIS

  Zat Pemanis Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Jenis-jenis zat pemanis ada 2, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan. Pemanis alami dapat berasal dari kelapa, tebu dan aren. Selain itu juga terdapat dari buah-buahan dan madu. Zat pemanis juga berfungsi sebagai penghasil energi. Namun, konsumsi yang berlebihan dapat menimbulkan kegemukan dan penyakit kencing manis (diabetes) karena pemanis alami mengandung kalori yang tinggi. Untuk itu, batasi penggunaan zat pemanis alami. Pemanis sintetis tidak dapat dicerna tubuh karena tidak menghasilkan energi. Contohnya ialah : sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Walaupun pemanis sintetis memiliki kelebihan dibandingkan pemanis alami, namun kita tidak boleh menggunakan secara berlebihan karena dapat menimbulkan efek samping. Misalnya, penggunaan sakarin yang berlebihan dapat menimbulkan rasa pahit dan menyebabkab tumor pada syaraf kandung kemih. Di Indones